Kamis, 10 April 2008

artikel IT dan SO


TV biasa yang kita tonton adalah TV analog yakni sebuah system dengan sinyal yang memiliki frekuensi dan amplitude untuk merepresentasikan gambar dan suara. Namun sejak tahun 1996 sampai sekarang di abad 21 ini, TV mulai dikembangkan menggunakan sinyal digital yaitu rangkaian 0 dan 1 yang biasa disebut DTV atau Digital Television. Semua hal yang berhubungan dengan DTV menggunakan system digital, yaitu transmisi digital, camera digital dan receiver digital. Mungkin kita sudah sering mendengar tentang TV Satelit dan TV Kabel digital, tetapi sebenarnya kedua TV tersebut tidak termasuk TV Digital karena kedua TV ini masih menggunakan sinyal analog yang diubah menjadi sinyal digital untuk ditransmisikan kemudian mengubahnya kembali menjadi sinyal analog agar bisa dilihat oleh pemirsa.

Selain DTV ada juga HDTV (High Definition Television) dan SDTV (Standard Definition Television) yang masing-masing memiliki perbedaan. HDTV bekerja dengan sinyal analog, mempunyai layar yang cukup lebar, berisi piksel 10 kali lebih banyak dari TV analog, dan resolusinya pun lebih tinggi dari TV analog. Sedangkan SDTV mempunyai resolusi lebih rendah, SDTV hanya mampu menampilkan 480 baris vertikal, dan kualitas gambarnya setara dengan film-film DVD. Akan tetapi keunggulan SDTV adalah kemampuan stasiun TV untuk mengirimkan informasi karena dibandingkan dengan HDTV, SDTV tidak terlalu banyak memakan bandwith. Dalam satu kali pengiriman program, SDTV mampu mengirim lima program sekaligus sedangkan HDTV hanya satu program. Minat terhadap HDTV pun sangat sedikit sehingga dapat dipastikan jumlah pemirsa pun akan sedikit, alasannya karena harganya lebih mahal dan stasiun atau produsen belum memproduksi konten digital se-standar HDTV begitu juga dengan para pembuat iklan, mereka akan berpikir dua kali lipat untuk membuat iklan yang layak ditayangkan pada HDTV karena biaya yang dikeluarkan 10-20 % lebih banyak.